:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2799950/original/086764500_1557313039-the-tiny-coffins-aren-and-_39_t-for-babies-photo-u1.jpg)
Jika dilihat, ukuran peti mati yang digantung itu tidak seperti peti mati pada umumnya. Peti mati di Sagada dibuat lebih kecil dari ukuran manusia.
Mungkin beberapa orang menganggap bahwa peti tersebut dikhususkan untuk anak kecil atau bayi. Namun, rupanya semua orang yang meninggal akan diatur persis seperti ukuran bayi.
Tujuannya adalah untuk mengirim jiwa yang mati kembali ke alam akhirat sesuai dengan bentuk mereka saat pertama kali terlahir di dunia. Karena keyakinan tersebut, masyarakat Igorot bahkan akan mematahkan tulang para mayat.
Dalam perjalanan ke tebing, para pelayat akan mengerubungi tubuh mayat yang telah terpotong-potong tersebut. Dengan tujuan, tangan mereka akan terlumuri darah. Menurut masyarakat Igorot, darah orang mati dapat membawa kesuksesan.
Meski demikian, tak semua orang mau melakukan tradisi tersebut. Beberapa masyarakat mengaku terlalu takut mematahkan tulang dari orang terkasih mereka.
http://bit.ly/2Q1KoMh
May 08, 2019 at 06:30PM from Berita Terkini, Kabar Terbaru Hari Ini Indonesia dan Dunia - Liputan6.com http://bit.ly/2Q1KoMh
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment