:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1168129/original/048507200_1457690568-supersemar2.jpg)
Liputan6.com, Jakarta - Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar mengubah sejarah Indonesia untuk selamanya. Surat yang dikeluarkan pada Jumat, 11 Maret 1966 itu berisi perintah dari Presiden Sukarno untuk Letnan Jenderal Soekarno, Panglima Angkatan Darat (AD).
Isi Supersemar adalah pemberian wewenang untuk memulihkan keamanan dan ketertiban setelah peristiwa Gerakan 30 September/Partai Komunis Indonesia atau lebih dikenal G30S/PKI.
Secarik surat perintah itu mampu mengubah peta politik di Indonesia secara drastis. Atas wewenang yang diberikan Sukarno, Soeharto langsung mengambil alih komando.
Secara cepat, Soeharto pun membubarkan PKI dan menangkap orang-orang yang dicurigai terlibat Gerakan 30 September. Termasuk juga para menteri yang loyal pada Presiden Soeharto.
Surat susulan dari Sukarno yang memprotes pembubaran partai politik (parpol) tak digubris Soeharto. Dia terus bergerak, termasuk membubarkan Resimen Tjakrabirawa, satuan elite pengawal Sukarno.
Setelah Supersemar ditandatangani, kekuasaan Sukarno meredup dan sebaliknya, Soeharto menjadi orang paling berkuasa di Indonesia.
Ketiga jenderal utusan Letnan Jenderal Soeharto kala itu sekitar pukul 13.00 WIB menghadap Presiden Sukarno di Istana Bogor. Mereka adalah Brigadir Jenderal Muhammad Jusuf, Brigadir Jenderal Amir Machmud, dan Brigadir Jenderal Basuki Rahmat.
Rupanya, banyak versi beredar soal bagaimana situasi di Istana Bogor saat Soekarno menyambut ketiga jenderal itu. Ada yang mengatakan Sukarno ditodong pistol, tapi ada pula yang menyampaikan Sukarno secara sukarela membuat surat perintah untuk Letjen Soeharto.
Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) sendiri pun memiliki tiga versi Supersemar yang berbeda. Dari ketiganya, tak satu pun yang diyakini 100 persen asli.
Selama ini yang dipercaya sebagai kebenaran adalah versi Angkatan Darat. Tetapi, itu juga diyakini bukanlah naskah asli yang diserahkan Sukarno pada Soeharto.
ANRI telah menghabiskan waktu belasan tahun untuk mencari keberadaan surat Supersemar tersebut. Namun hasilnya masih tetap nihil.
https://ift.tt/2CdxCUU
March 11, 2019 at 06:33PM from Berita Hari Ini Terbaru Terkini - Kabar Harian Indonesia | Liputan6.com https://ift.tt/2CdxCUU
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment