:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2298312/original/055755900_1533118140-Banner___13_.jpg)
Liputan6.com, Jakarta Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memprediksi produksi Blok Rokan akan terus menurun, hingga menyentuh 160 ribu barel per hari (bph). Penurunan saat pengelolaan resmi beralih dari PT Chevron Pacific Indonesia ke PT Pertamina (Persero).
VP Operasi SKK Migas Avicenia Darwis mengatakan, selayaknya sumur migas yang sudah uzur, laju penurunan produksi juga terjadi pada Blok Rokan. Prediksinya, produksi Rokan akan turun dari saat ini 210 ribu bph, menjadi 160 ribu bph pada 2021 atau ketika Pertamina resmi mengelola setelah masa kontrak operator sebelumnya, Chevron Pacific Indonesia.
"Kalau kita lihat secara alamiah diperkirakan decline (penurunan produksi) 2021, itu masih berharap di angka 160 ribu bph. Kira-kira kalau kita lihat trennya kan masih ada 3 tahun sekitar 160 ribu," kata Darwis, di Medan, Jumat (7/12/2018).
Menurut Darwis, penurunan produksi migas terjadi alamiah, bukan akibat pergantian oparator dari Chevron Pacific Indonesia ke Pertamina pada 2021 atau setelah masa kontrak perusahaan Amerika Serikat tersebut habis.
"Kita lihat kalau decline produksi secara alamiah diperkirakan 2021 itu 160 ribuan," tuturnya.
Dia berharap, Pertamina mengantisipasi laju penurunan produksi pada Blok Rokan, dengan melakukan pengelompokan potensi penanahan laju produksi minyak di blok migas yang menjadi tulang punggung produksi nasional tersebut.
"Tentu kalau tantangan ke kita untuk Blok Rokan bagaimana bisa klastering prospek-prospek kecil," tandasnya.
https://ift.tt/2B1U4iD
December 07, 2018 at 08:13PM from Berita Hari Ini Terbaru Terkini - Kabar Harian Indonesia | Liputan6.com https://ift.tt/2B1U4iD
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment