:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1211444/original/075546500_1461298213-Clipboard01.jpg)
Liputan6.com, Jakarta - Thailand telah memiliki skema mobil ramah lingkungan dan mobil listrik terpisah dalam beberapa waktu terakhir. Programnya, adalah untuk jenis kendaraan tertentu, seperti mobil kecil yang terjangkau, dan kedua mobil hybrid dan plug-in hybrid, atau mobil listrik.
Dengan skema ini, pembuat mobil tertarik dengan keringanan pajak dan fasilitas lainnya. Saat ini, pemerintah Thailand telah membuat skema lain, dan program Eco EV akan menggabungkan sedikit dari kedua skema sebelumnya.
Seperti namanya, skema mobil ini akan untuk mobil listrik dengan harga terjangkau, dan Kantor Ekonomi Industri Kerajaan (OIE) telah bertemu dengan Toyota, Honda dan Nissan untuk membahas skema dan menawarkan insentif.
"Eco EV bertujuan untuk menutup celah setelah pemerintah meluncurkan skema EV pada akhir maret 2017, karena skema tersebut seharusnya tidak menjadi hambatan bagi skema eco car saat ini," jelas Direktur Jenderal OIE, Nattapol Rangsitpol, seperti dilaporkan Bangkok Post dilansir Paultan, Selasa (19/3/2019).
Lanjutnya, pihak OIE menemukan bahwa skema mobil listrik di Negeri Gajah Putih tidak efektif dalam meningkatkan produksi massal pasar mobil listrik, dan melokalisasi pembuatan komponen penting untuk mobil listrik.
Dengan menggambarkan skema EV saat ini, merupakan tiket gratis dan terbuka bagi pembuat mobil untuk menghasilkan mobil ramah lingkungan di segmen kendaraan apa saja.
"Secara lokal, hanya ada mobil listrik hybrid mahal dengan harga di atas satu juta baht, sama seperti sebelum skema mobil listrik," tegasnya.
https://ift.tt/2TUM3r1
March 19, 2019 at 07:03PM from Berita Hari Ini Terbaru Terkini - Kabar Harian Indonesia | Liputan6.com https://ift.tt/2TUM3r1
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment