Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono coba mengajak komunitas lokal untuk bantu pemerintah menyelamatkan 15 danau yang berada di titik kritis akibat tidak dikelola dengan baik.
Ini seiringan dengan program Penyelamatan Danau Prioritas Nasional yang difokuskan pada 15 danau. Antara lain, Danau Toba (Sumatera Utara), Danau Maninjau, Danau Singkarak dan Danau Kerinci (Sumatera Barat), Danau Rawa Pening (Jawa Tengah), Danau Kaskade Mahakam (Kalimantan Timur), Danau Tondano (Sulawesi Utara),
Lalu, Danau Limboto (Gorontalo), Danau Tempe (Sulawesi Selatan), Danau Poso (Sulawesi Tengah), Danau Sentani (Papua), Danau Rawa Dano (Banten), Danau Sentarum (Kalimantan Barat), Danau Batur (Bali), dan Danau Matani (Sulawesi Selatan).
"Seperti di Rawa Pening, itu pasti ada komunitas. Di sana ada paguyuban nelayan Rawa Pening. Kita harus ajak mereka menangani itu," ujar Menteri Basuki di Jakarta, Selasa (26/3/2019).
Penganggaran aksi penyelamatan danau ini disebutkannya menjadi tanggung jawab dari Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR. Menurut laporan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Induk Tahun Anggaran 2019, Kementerian PUPR mendapat alokasi dana Rp 587,575 miliar untuk merevitalisasi 10 danau.
Adapun 10 danau tersebut merupakan yang telah mendapat penanganan Kementerian PUPR untuk direvitalisasi, seperti Danau Tondano di Sulawesi Utara dan Danau Limboto di Gorontalo.
Lebih lanjut, Menteri Basuki mengungkapkan, butuh waktu antara 5-7 tahun untuk bisa merevitalisasi danau agar bisa kembali bermanfaat secara ekonomis bagi penduduk sekitar.
"Itu seperti konsep Citarum Harum. Saya melihatnya kalau Citarum itu 7 tahun, memang 5 tahun sudah ada yang bisa. Jadi itu juga supaya penduduk bisa melihat itu bisa jadi kawasan olahraga dayung, ada wisatanya juga," pungkasnya.
https://ift.tt/2Oq2K8J
March 26, 2019 at 06:16PM from Berita Hari Ini Terbaru Terkini - Kabar Harian Indonesia | Liputan6.com https://ift.tt/2Oq2K8J
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment