Friday, March 29, 2019

Bebas Pengaturan Skor, Tim Elite Bertumbangan di Piala Presiden 2019

Liputan6.com, Jakarta - Piala Presiden 2019 yang disiarkan Indonesia menyajikan banyak drama. Banyak klub besar bertumbangan, mulai dari fase penyisihan hingga perempat final. Tim-tim kuda hitam bermunculan mengintip peluang menjadi juara.

Iklim persaingan sehat di turnamen pramusim resmi PSSI menyongsong Liga 1 2019 didengungkan panitia penyelenggara. Maruarar Sirait, Ketua Steering Committee (SC) Piala Presiden 2019, menegaskan soal semangat keterbukaan turnamen yang diikuti 20 klub terbaik Tanah Air.

"Piala Presiden harus menjadi contoh yang baik mendorong arah perubahan positif sepak bola nasional. Sejak pertama kali digelar kami memberlakukan sistem audit keuangan yang terbuka. Tujuan dilakukan audit untuk membuktikan transparansi keuangan yang terjadi selama Piala Presiden bergulir," kata Maruarar Sirait jelang turnamen.

Politisi muda asal PDIP tersebut menyebut tiga kata yang menjadi fondasi penyelenggaraan Piala Presiden 2019: transparan, beretika, dan fair play.

Faktanya sejak fase penyisihan turnamen ini berjalan mulus dalam koridor sportivitas. Memang ada riak-riak kecil, seperti protes kepemimpinan wasit atau kericuhan antarkelompok suporter, tapi tetap tak mengurangi esensi semangat berkompetisi yang sehat.

Hal ini bak embun menyejuk, di tengah prahara kasus match fixing yang menyeret pengurus-pengurus teras PSSI dua bulan belakangan ini.

Yang terlihat nyata, semua tim yang berkompetisi punya peluang sama besar untuk menjadi juara. Hal yang jarang terjadi pun tersaji, tim-tim elite yang mendominasi perhelatan sepak bola Tanah Air bertumbangan satu per satu. Bahkan saat klub tersebut jadi tuan rumah.

Yang terkini, juara bertahan Persija Jakarta yang tersingkir di fase perempat final Piala Presiden 2019. Tim Macan Kemayoran digasak klub promosi Liga 1, Kalteng Putra lewat drama adu penalti.

Padahal, Persija bermain di hadapan pendukungnya sendiri di Stadion Patriot, Jakarta. Stadion dipenuhi The Jakmania, pendukung mereka.

Kalteng Putra yang diarsiteki Gomes de Oliviera bermain lepas tanpa tekanan nonteknis.

Saat Persija tertinggal terlebih dahulu lewat gol kontroversial Patrich Wanggai, penonton tetap anteng. Ada protes kecil dari para pemain Persija, yang kecewa karena wasit, Tauriq Alkatiri, mengesahkan gol tangan Tuhan Patrich, tapi aksi mereka tidak diluapkan secara berlebihan.

 "Tentu sakit kalau kalah seperti ini. Saya tadi teriak protes ke wasit, dia bilang 'I don’t see'. Dia bilang, dia tidak melihatnya. Inilah sepak bola," ujar Ivan Kolev, pelatih Persija pada konferensi pers setelah pertandingan.

Begitu pula saat gol balasan Persija yang dicetak Bruno Matos yang berbau offside. Pemain Kalteng Putra sempat melakukan protes, tapi pada ujungnya menghormati keputusan pengadil. Skor akhir pertandingan 1-1 (3-4) diterima dengan legowo.

Terpentalnya Persija, menambah deretan panjang klub-klub elite yang bertumbangan di persaingan Piala Presiden 2019.

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2HXXfNm

March 29, 2019 at 02:25PM from Berita Hari Ini Terbaru Terkini - Kabar Harian Indonesia | Liputan6.com https://ift.tt/2HXXfNm
via IFTTT
Share:

Related Posts:

0 Comments:

Post a Comment